Langsung ke konten utama

Menanamkan Cinta Alam dan Tanah Air Di Hari Bumi Sedunia
















Di koran, majalah, dan atau di televisi, mungkin kita pernah mendengar yang namanya "Hari Bumi Sedunia" atau yang biasa disebut "World Erath Day" yang jatuh pada tanggal 22 April.  Hari Bumi diadakan dengan tujuan yang mulia, yaitu menyadarkan manusia untuk lebih peduli pada bumi layaknya tempat tinggal, yang harus dijaga, dirawat, dan dilestarikan. Hari Bumi dicanangkan oleh Senator negara Paman Sam, yang bernama Gaylord Nelson, tepatnya pada tahun 1970. Beliau adalah seorang pengajar lingkungan hidup. Tanggal ini bertepatan dengan musim semi di negara-negara di belahan bumi bagian utara dan musim gugur di negara-negara belahan bumi bagian selatan.  Dukungan untuk merayakan Hari Bumi Sedunia ini mencapai puncaknya pada tanggal 22 April 1970. Saat itu sejarah mencatat jutaan orang turun ke jalan, berdemonstrasi dan memadati Fifth Avenue di New York untuk menyadarkan para perusak bumi. Moment ini kemudian menjadi tonggak sejarah diperingatinya sebagai Hari Bumi yang pertama kali.


Mencintai Bumi dan segala isinya sangat sesuai dengan logo Kinderstation yang berwarna hijau. Hijau memiliki makna natural atau alami, karena warna hijau sangat identik dengan warna daun. Daun adalah bagian tanaman yang berwarna hijau dan daun adalah bagian tanaman yang hampir semua jenis tanaman memilikinya. Itulah mengapa siswa Kinderstation sangat antusias dalam merayakan Hari Bumi Sedunia.

"Reduce, reuse, and recycle" adalah suatu prinsip yang sangat penting bagi para pecinta kelestarian bumi. Salah satu faktor penyebab kerusakan bumi adalah semakin banyaknya limbah atau sampah yang menumpuk dan hanya dibuang begitu saja. Bila sampah dibiarkan menumpuk tanpa ada tindakan pencegahan, tentu bumi akan semakin banyak ditimbuni sampah yang tidak ada manfaatnya. Bahkan timbunan sampah bisa menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya bencana alam, misalnya banjir atau bahkan tanah longsor. Beberapa hewan juga bisa mati sia-sia oleh karena timbunan sampah, baik di laut maupun di darat.

Mr. Koko, sebagai kepala sekolah Kinderstation berharap agar siswa-siswinya memiliki semangat untuk peduli pada lingkungan atau bumi tempat tinggal manusia. Menanamkan karakter "cinta alam" pada generasi muda perlu dilakukan sejak dini, sehingga kelak saat mereka tumbuh dewasa, mereka akan menjadi orang yang memiliki kepedulian besar pada kelestarian bumi.

Perayaan Hari Bumi tahun 2018 disatukan dengan perayaan Hari Kartini. Hari Kartini adalah hari besar nasional untuk memperingati perjuangan Ibu Kartini. Ibu Kartini adalah salah satu pahlawan nasional yang sangat dihormati di Indonesia. Maka, di perayaan Hari Bumi tahun ini, Kinderstation mengadakan aktivitas yang diharapkan bisa membuat anak-anak tidak hanya semakin mencintai bumi, tapi juga semakin mencintai Indonesia, sebagai tanah air yang perlu dijaga dan dirawat. Seperti semangat yang dimiliki Ibu Kartini, yang sangat mencintai tanah air Indonesia.

Salah satu aktivitas yang paling menarik adalah aktivitas membuat karya kerajinan tangan dengan bahan limbah. Dalam aktivitas ini, anak-anak diajak untuk memanfaatkan bahan-bahan limbah menjadi produk yang berharga dan bermanfaat. Anak-anak diajak untuk semakin memahami makna "reduce, reuse, recycle" dalam melestarikan alam.

Reduce

Reduce atau reduksi sampah adalah salah satu cara untuk mereduksi atau mengurangi timbunan-timbunan sampah di lingkungan sumber dan bahkan dapat dilakukan sejak sebelum sampah di hasilkan.  Sampah-sampah di sekitar kita, sebenarnya bisa dikurangi sebelum terjadinya penumpukan dengan cara mencegah pembuangan sampah sembarangan yang dilakukan masyarakat sekitar, dengan adanya pencegahan tersebut maka penumpukan sampah tidak akan terjadi. Setiap lingkungan yang ada di sekitar kita bisa melakukan upaya reduksi sampah, yaitu dengan cara merubah pola hidup konsumtif masyarakat, seperti perubahan kebiasaan dari yang suka boros dan menghasilkan banyak sampah menjadi hemat dan efisien dan sedikit menghasilkan sampah. Memanfaatkan limbah untuk membuat hasil karya kerajinan tangan yang bermanfaat adalah salah satu cara mereduksi sampah. 

Reuse

Reuse berarti menggunakan ulang sampah atau bahan-bahan yang terbuang atau yang pernah digunakan agar tidak terjadi penumpukan sampah di lingkungan sekitar kita. Di sekitar kita ada banyak sampah-sampah yang dapat kita gunakan kembali seperti koran bekas, kertas terpakai, botol bekas seperti bekas minum-minuman dan lainnya.  Semua limbah tersebut dapat kita gunakan dan manfaatkan sebagai bahan membuat kerajinan tangan.

Recycle

Recyle
berarti mendaur ulang kembali. Proses ini dilakukan dengan cara mendaur ulang kembali sampah-sampah atau bahan-bahan limbah menjadi barang baru yang bermanfaat. Salah satu contohnya adalah mendaur ulang kertas menjadi bubur kertas, dan membuat bubur kertas sebagai bahan pembuatan kerajinan tangan, seperti patung, bentuk peta, topeng, dan lainnya.

Semoga dengan kegiatan-kegiatan positif di Hari Bumi Sedunia dan Hari Kartini, anak-anak semakin tumbuh menjadi pribadi yang cinta lingkungan, bangsa, dan alam semesta atau bumi, layaknya rumah sendiri. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Ciri Sekolah Aman dan Ramah Anak

Setiap awal tahun ajaran, banyak orang tua mencarikan sekolah yang baik untuk buah hati mereka. Selaku kepala sekolah, pertanyaan yang sering didengarkan oleh Mr. Koko, selaku kepala Sekolah SD Kinderstation, dan datang dari orang calon anak didik adalah perihal apakah SD Kinderstation benar-benar bisa menjadi sekolah yang ramah anak atau tempat yang aman dan nyaman bagi buah hati mereka untuk belajar dan bertumbuh. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu orang tua pahami perihal ciri-ciri sekolah yang ramah anak. 1.  Guru yang peka terhadap keadaan kelas dan anak didik Setiap guru, baik guru kelas dan guru mata pelajaran harus memiliki kepekaan yang baik perihal keadaan kelas dan anak didik. Misalnya ada kejadian dimana ada anak didik yang biasnya terlihat banyak bicara, namun tiba-tiba menjadi pendiam. Guru yang baik akan menganggap bahwa situasi ini adalah situasi yang harus segera di atasi. Meskipun hal ini terlihat “biasa saja” atau bukan suatu kasus yang serius, namun

Keistimewaan “Hands On Learning” Dalam Pembelajaran di Sekolah

Hands On Learning adalah suatu metode pembelajaran yang memungkinkan anak untuk menggunakan tangannya sendiri. Dalam proses pembelajaran ini, tangan tidak hanya diam saja. Tangan perlu melakukan sesuatu atau bekerja. Dalam arti lain, dalam proses pembelajaran perlu adanya suatu kegiatan praktek atau praktikum. Kata lain dari “hands-on learning” adalah “learning by doing”.

Inilah Alasan SD Kinderstation Menjadi Pilihan Orang Tua Menyekolahkan Anak

SD Kinderstation adalah sekolah yang terletak Jl. KH. Muhdi, Corongan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Setiap guru di SD Kinderstation wajib mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris, baik lisan maupun terltulis. Semua guru di SD Kinderstation minimal adalah seorang sarjana S1 dari berbagai bidang studi. Buku-buku yang digunakan di sekolah ini diterbitkan oleh penerbit-penerbit yang terpercara. Variasi Aktivitas Pengembangan Diri Anak Untuk mengembangkan ketrampilan dan talenta siswa, Kinderstation membuka 2 kegiatan di luar mata pelajaran wajib sekolah,  yaitu kegiatan intrakurikuler  (dilakukan pada saat jam pelajaran sekolah) dan ektrakulikuler (dilakukan di luar jam pelajaran sekolah).  Kegiatan intrakulikuler di sekolah ini adalah: - Robotics - Bahasa Mandarin - Biola - Quark - Dance - Grammar Games - Reading - Art - Science Club - Renang Sedangkan untuk kegiatan ekstrakurikuler di Kinderstation  adalah: - Taekwindo - Bahasa Mandarin - Renang - Desain Grafi