Langsung ke konten utama

Inilah Alasan SD Kinderstation Menjadi Pilihan Orang Tua Menyekolahkan Anak


SD Kinderstation adalah sekolah yang terletak Jl. KH. Muhdi, Corongan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Setiap guru di SD Kinderstation wajib mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris, baik lisan maupun terltulis. Semua guru di SD Kinderstation minimal adalah seorang sarjana S1 dari berbagai bidang studi. Buku-buku yang digunakan di sekolah ini diterbitkan oleh penerbit-penerbit yang terpercara.

Variasi Aktivitas Pengembangan Diri Anak

Untuk mengembangkan ketrampilan dan talenta siswa, Kinderstation membuka 2 kegiatan di luar mata pelajaran wajib sekolah,  yaitu kegiatan intrakurikuler  (dilakukan pada saat jam pelajaran sekolah) dan ektrakulikuler (dilakukan di luar jam pelajaran sekolah).  Kegiatan intrakulikuler di sekolah ini adalah:
- Robotics
- Bahasa Mandarin
- Biola
- Quark
- Dance
- Grammar Games
- Reading
- Art
- Science Club
- Renang

Sedangkan untuk kegiatan ekstrakurikuler di Kinderstation  adalah:
- Taekwindo
- Bahasa Mandarin
- Renang
- Desain Grafis
- Anggar

Variasi kegiatan di sekolah ini membuat peserta didik semakin mampu mengembangkan diri mereka, terutama dalam mengembangkan kecerdasan majemuk anak. Siswa juga akan semakin mampu mengembangkan karakter mereka. Ketrampilan siswa dalam bersosialisasi juga menjadi tujuan penting diadakannya aneka kegiatan-kegiatan di atas. ( Baca juga: Pengajaran di SD Kinderstation)

SD Kinderstation adalah salah satu sekolah yang berkualitas dan menjadi pilihan orang tua di kota pelajar. Sebelum pembukaan tahun ajaran baru saja jumlah calon siswa yang sudah mendaftarkan diri di sekolah ini sudah mencapai 34 siswa dari total 40 siswa (yang akan dibagi menjadi 2 kelas). Calon siswa akan diminta menjalani beberapa tes, antara lain tes kemandirian dan toilet training. Usia calon siswa kelas 1 di SD Kinderstation adalah siswa yang berusia 6 tahun pada bulan Agustus. Selengkapnya, silakan baca di "KLC, Sarana Pengembangan Bakat Anak".

Penerapan IPC Dalam Mengembangkan Karakter dan Akademis Anak
IPC adalah kependekan dari International Primary Curriculum. Sejak awal berdirinya, Kinderstation menggunakan kurikulum berbasis IPC. Dalam kurikulum ini, materi pembelajaran disusun secara tematik. Selain itu, dalam hal penilaian, siswa akan dinilai berdasarkan prestasi akademis dan perkembangan karakter.

Melalui metode ini siswa akan diajak untuk belajar dengan cara yang menyenangkan, sehingga belajar bukan lagi suatu beban, melainkan suatu aktivitas yang bisa dinikmati. Penjelasan selengkapnya, silakan klik Penerapan IPC Dalam Mengembangkan Karakter dan Akademis Anak.


Sekolah Yang Mengajarkan Indahnya Perbedaan

SD Kinderstation memiliki siswa dengan aneka latar belakang agama, suku, negara, dan aneka keragaman lainnya. Di sekolah ini semua siswa diajarkan untuk saling mengasihi, menghargai, dan menghormati satu sama lain tanpa membedakan apa pun latar belakang mereka. Tampak suasanan keakraban terpancar bila Anda memasuki sekolah ini meski mereka dari berbagai macam suku atau pun agama. (Baca juga: Sikap Antisipatif Sekolah Dalam Mengatasi Bullying)

Pembelajaran Dengan Metode "Hands On Learning"
Hands On Learning adalah suatu metode pembelajaran yang memungkinkan anak untuk menggunakan tangannya sendiri. Dalam proses pembelajaran ini, tangan tidak hanya diam saja. Tangan perlu melakukan sesuatu atau bekerja. Dalam arti lain, dalam proses pembelajaran perlu adanya suatu kegiatan praktek atau praktikum. Kata lain dari “hands-on learning” adalah “learning by doing”. Selengkapnya, Anda bisa membacanya di Keistimewaan Hands On Learning Dalam Pembelajaran Di Sekolah.

Kerja Sama Yang Erat Antara Siswa, Orang Tua, Guru dan Kepalas Sekolah 
Banyak permasalahan anak terjadi dan bisa berlarut-larut. Itu semua disebabkan oleh adanya jarak antara siswa, orang tua, guru, dan kelapa sekolah. Di Kinderstation, guru sangat aktif dalam menjalin hubungan baik dengan orang tua. Sehingga setiap permasalahan anak atau siswa bisa terselesaikan dengan baik dan cepat. Hal ini akan sangat berdampak positif bagi perkembangan karakter dan prestasi anak. Selengkapnya, silakan baca di artikel "Pentingnya Komunikasi Guru dan Orang Tua Di Sekolah Demi Perkembangan Anak Yang Optimal".

Bila Anda berminat mendaftarkan buah hati Anda menjadi peserta didik di SD Kinderstation di tahun ajaran 2018-2019,  masih terbuka kesempatan hingga tanggal 4 Juni 2018. Anda bisa kontak SD Kinderstation dengan menghubungi (0274) 485-411 atau email ke info.cdsbu@yahoo.com. Maish ragu dengan kualitas pengajaran di SD Kinderstation? Silakan berkunjung ke SD Kinderstation yang bertempat di Jl. KH. Muhdi, Corongan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Kami akan menyambut dan melayani Anda dengan baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Ciri Sekolah Aman dan Ramah Anak

Setiap awal tahun ajaran, banyak orang tua mencarikan sekolah yang baik untuk buah hati mereka. Selaku kepala sekolah, pertanyaan yang sering didengarkan oleh Mr. Koko, selaku kepala Sekolah SD Kinderstation, dan datang dari orang calon anak didik adalah perihal apakah SD Kinderstation benar-benar bisa menjadi sekolah yang ramah anak atau tempat yang aman dan nyaman bagi buah hati mereka untuk belajar dan bertumbuh. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu orang tua pahami perihal ciri-ciri sekolah yang ramah anak. 1.  Guru yang peka terhadap keadaan kelas dan anak didik Setiap guru, baik guru kelas dan guru mata pelajaran harus memiliki kepekaan yang baik perihal keadaan kelas dan anak didik. Misalnya ada kejadian dimana ada anak didik yang biasnya terlihat banyak bicara, namun tiba-tiba menjadi pendiam. Guru yang baik akan menganggap bahwa situasi ini adalah situasi yang harus segera di atasi. Meskipun hal ini terlihat “biasa saja” atau bukan suatu kasus yang serius, namun

Keistimewaan “Hands On Learning” Dalam Pembelajaran di Sekolah

Hands On Learning adalah suatu metode pembelajaran yang memungkinkan anak untuk menggunakan tangannya sendiri. Dalam proses pembelajaran ini, tangan tidak hanya diam saja. Tangan perlu melakukan sesuatu atau bekerja. Dalam arti lain, dalam proses pembelajaran perlu adanya suatu kegiatan praktek atau praktikum. Kata lain dari “hands-on learning” adalah “learning by doing”.