Langsung ke konten utama

Tips Orang Tua Dalam Menangani Permasalahan Anak Di Sekolah



Perbedaan bisa menimbulkan masalah, namun perbedaan juga bisa menjadi kekayaan dan keindahan. Namun menyatukan perbedaan bukanlah perkara yang mudah, karena membutuhkan kesabaan dan sikap bijak, agar kita bisa menuju pada proses penerimaan, toleransi, dan saling mengasihi.Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa dengan berbagai latar belakang agama, suku, budaya, latar belakang, karakter, dan lainnya. Dengan aneka perbedaan yang ada diantara siswa, tentu saja aneka permasalahan bisa timbul. Namun tidak ada permasalahan tanpa jalan keluar. Bila ada sikap sabar, saling bekerjasama, dan keterbukaan, pasti akan terjadi rekonsiliasi dan perbaikan hubungan antar siswa.

Orang tua mana yang menginginkan buah hatinya disakiti, baik secara fisik maupun mental? Tentu saja tidak ada. Setiap orang tua pasti ingin buah hatinya merasa nyaman, bisa belajar dengan baik, bisa berteman dengan banyak siswa,  dan dijaga dengan baik oleh guru. Namun sepandai-pandainya seorang guru dalam menjaga siswa, ada saja permasalahan yang timbul di antara siswa.

Salah satu kasus sepele yang mungkin pernah saya dengar di sebuah sekolah swasta di kota Jakarta.  Ceritanya, ada seorang siswa (sebut saja dengan nama A) yang merasa "didorong" siswa lainnya (sebut saja dengan nama B) hingga terjatuh. Karena merasa telah disakiti, B melapor kepada Mama-nya. Mendengar aduan bahwa B "didorong"  hingga jatuh oleh A, Mama B langsung naik pitam. Mama B, yang mengenal banyak Mama lainnya di sekolah langsung menceritakan hal ini pada Mama lainnya dan meminta anak-anak mereka tidak dekat-dekat dengan si A. Singkat cerita si A menjadi tidak punya teman dan merasa terkucilkan. Hingga suatu saat, A mendengar dari salah seorang temannya bahwa B yang menjadi penyebabnya.

A yang sudah merasa tidak nyaman menghadapi permasalahan ini sendirian, lalu menceritakan hal ini kepada guru kelas. Setelah diusut, ternyata A mendorong B secara tidak sengaja. Saat itu A sedang berlari kejar-kejaran dengan temannya. Maksud A pada saat itu hanyalah ingin meminta B tidak terlalu dekat dengan area permainan, karena bisa terkena resiko ditabrak oleh siswa lain. Namun mungkin karena A bertubuh besar dan B bertubuh mungil, tidak sengaja mendorong B hingga terjatuh.  A malah tidak tahu menahu bahwa B ia dorong hingga terjatuh.

Dari kasus di atas kita bisa belajar bahwa peran orang tua sangat penting dalam mengatasi permasalahan anak. Bila orang tua bisa lebih bersabar dan menyelesaikan dengan bijak, tentu permasalahan di atas tidak perlu berlarut terlalu lama. Salah satu sikap bijak yang perlu dilakukan orang tua di atas adalah menanyakan atau menceritakan permasalahan B kepada guru. Guru tentu tidak akan tinggal diam. Biasanya guru akan menelusuri faktor penyebab terjadinya suatu masalah dengan mewawancarai siswa yang sedang mengalami masalah serta membantu mencari jalan keluar.

Keterbukaan orang tua kepada guru

Saat anak menghadapi suatu masalah di sekolah dan menceritakan kepada Anda, maka sikap yang tepat pertama-tama adalah menceritakan permasalahan ini kepada guru. Tentu saja dengan sikap hati yang tenang. Bagaimana pun bahasa anak tidaklah sama dengan bahasa orang dewasa. Misalnya kata "mendorong", yang bisa memiliki banyak arti. Mendorong bisa berarti dengan sengaja menekan dengan kekuatan besar dan membuat teman terjatuh atau bisa juga dengan maksud baik (agar tidak tertabrak siswa yang sedang bermain) menyentuhkan badan ke tubuh siswa lain namun membuat siswa itu terjatuh. Namun anak-anak baru bisa menceritakan dengan satu kata "mendorong". Bila orang tua menelan kata itu mentah-mentah, tentu bisa tersulut emosinya. 

Dengan bersikap terbuka kepada guru, guru pasti akan membantu mencari jalan keluar. Misalnya dengan cara mewawancarai siswa yang bermasalah, menemukan jalan keluar yang baik, hingga saling bermaafan.

Ketenangan hati orang tua sangat perlu

Setiap masalah bila dihadapi dengan hati yang tenang pasti akan lebih cepat ditemukan solusinya, daripada harus dilalui dengan proses marah-marah. Bila ada proses marah-marah pun pasti jalan keluar terbaik hanya bisa ditemukan saat hati sudah tenang atau tidak emosi lagi. Jadi buat apa melalui suatu masalah dengan marah-marah bila kecerdasan dalam mengontrol emosi bisa membantu kita menemukan solusi? Ketenangan hati orang tua juga bisa mengurangi tingkat stres anak saat anak ada dalam masalah. Jadi bila orang tua masih sulit mengontrol emosi, tidak hanya Anda yang rugi, tapi juga sang buah hati.

Anggaplah masalah anak sebagai proses belajar

Bagaimana pun anak-anak masih perlu belajar dalam menghadapi suatu permasalahan. Bila anak mengalami suatu masalah, akan lebih bijak bila orang tua tetap bersikap tenang dan menganggap bahwa permasalahan yang dihadapi anak adalah suatu proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang perlu dihadapi oleh setiap anak akan semakin dewasa dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Sikap bijak orang tua dalam menyelesaikan suatu permasalahan, pasti akan ditiru anak. Jadi sikapilah setiap permasalahan anak dengan kesabaran, maka anak pun akan belajar bahwa cara terbaik dalam menyelesaikan suatu permasalahan adalah dengan kesabaran.

Kerja sama guru dan orang tua itu perlu

Bagaimana pun guru juga manusia yang tidak pernah luput dari kesalahan. Dua orang tua mendidik dan menjaga 1 anak pun banyak yang merasa kesulitan. Bagaimana dengan guru? Dalam satu kelas mereka hanya berdua dan harus mendidik dan menjaga 20 anak. Tentu saja hal ini perlu dimaklumi oleh pihak orang tua. Bila ada satu permasalahan antar siswa yang diketahui oleh guru, biasanya guru akan langsung mengambil sikap untuk bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Namun tentu saja tidak semua permasalahan bisa diketahui oleh guru. Bila ada permasalahan anak di sekolah yang tidak terselesaikan di sekolah, alangkah lebih baik bila orang tua mengambil sikap bijak dengan cara menceritakan hal itu pada guru. Karena apa yang Anda dengar dari Anak belum tentu sesuai dengan kenyataan. Anak-anak memang tidak akan berbohong, namun anak-anak juga memiliki keterbatasan dalam mengungkapkan dan menyikapi sesuatu. Itulah pentingnya kerjasama antara orang tua dan guru, agar tidak perlu terjadi kesalahpahaman yang berkepanjangan. Syukurilah setiap perkembangan positif anak di sekolah, tidak hanya pada nilai pelajaran, namun juga perilaku, tutur kata, dan ketrampilan anak. Sehingga saat anak mengalami suatu masalah, perkembangan positif itu bisa membuat Anda semakin mampu bersyukur dan menganggap permasalahan sebagai proses belajar anak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Ciri Sekolah Aman dan Ramah Anak

Setiap awal tahun ajaran, banyak orang tua mencarikan sekolah yang baik untuk buah hati mereka. Selaku kepala sekolah, pertanyaan yang sering didengarkan oleh Mr. Koko, selaku kepala Sekolah SD Kinderstation, dan datang dari orang calon anak didik adalah perihal apakah SD Kinderstation benar-benar bisa menjadi sekolah yang ramah anak atau tempat yang aman dan nyaman bagi buah hati mereka untuk belajar dan bertumbuh. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu orang tua pahami perihal ciri-ciri sekolah yang ramah anak. 1.  Guru yang peka terhadap keadaan kelas dan anak didik Setiap guru, baik guru kelas dan guru mata pelajaran harus memiliki kepekaan yang baik perihal keadaan kelas dan anak didik. Misalnya ada kejadian dimana ada anak didik yang biasnya terlihat banyak bicara, namun tiba-tiba menjadi pendiam. Guru yang baik akan menganggap bahwa situasi ini adalah situasi yang harus segera di atasi. Meskipun hal ini terlihat “biasa saja” atau bukan suatu kasus yang serius, namun

Keistimewaan “Hands On Learning” Dalam Pembelajaran di Sekolah

Hands On Learning adalah suatu metode pembelajaran yang memungkinkan anak untuk menggunakan tangannya sendiri. Dalam proses pembelajaran ini, tangan tidak hanya diam saja. Tangan perlu melakukan sesuatu atau bekerja. Dalam arti lain, dalam proses pembelajaran perlu adanya suatu kegiatan praktek atau praktikum. Kata lain dari “hands-on learning” adalah “learning by doing”.

Inilah Alasan SD Kinderstation Menjadi Pilihan Orang Tua Menyekolahkan Anak

SD Kinderstation adalah sekolah yang terletak Jl. KH. Muhdi, Corongan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Setiap guru di SD Kinderstation wajib mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris, baik lisan maupun terltulis. Semua guru di SD Kinderstation minimal adalah seorang sarjana S1 dari berbagai bidang studi. Buku-buku yang digunakan di sekolah ini diterbitkan oleh penerbit-penerbit yang terpercara. Variasi Aktivitas Pengembangan Diri Anak Untuk mengembangkan ketrampilan dan talenta siswa, Kinderstation membuka 2 kegiatan di luar mata pelajaran wajib sekolah,  yaitu kegiatan intrakurikuler  (dilakukan pada saat jam pelajaran sekolah) dan ektrakulikuler (dilakukan di luar jam pelajaran sekolah).  Kegiatan intrakulikuler di sekolah ini adalah: - Robotics - Bahasa Mandarin - Biola - Quark - Dance - Grammar Games - Reading - Art - Science Club - Renang Sedangkan untuk kegiatan ekstrakurikuler di Kinderstation  adalah: - Taekwindo - Bahasa Mandarin - Renang - Desain Grafi